Skip to main content

Kau, Aku dan Sepucuk Angpau Merah by Tere Liye

Ini adalah satu diantara beberapa karya Tere Liye yang gua baca. Tere Liye itu selalu sukses bikin gua terus menerus baca novelnya sampe abis dalam waktu sehari wkwkwk. Novel ini menyajikan sisi Pontianak dan sepit –kendaraan umum yang ada di sekitar sungai Kapuas, dipergunakan untuk menyebrangi sungai yang luas dan panjang itu. Baca novel ini bikin pengen mengunjungi Pontianak, terlebih karena kotanya dinamai salah satu nama hantu ini.

Cerita terfokus pada Borno, yang sebenarnya adalah plesetan dari Borneo –Kalimantan. Ayah Borno meninggal di awal cerita yang membuatnya sulit melupakan adalah bahwa ayahnya masih hidup meskipun membutuhkan alat untuk menopang hidupnya, tapi ayahnya memutuskan untuk mendonorkan jantungnya kepada yang membutuhkan. Itulah awal misterinya. Borno tumbuh menjadi anak yang baik dan mandiri, setelah lulus SMA, Borno mencari pekerjaan dan diterima menjadi pegawai di perusahaan karet. Tetapi kemudian perusahaan karet itu bangkrut dan membuatnya mencari pekerjaan lain.

Borno tinggal di gang sempit yang kebanyakan orang yang tinggal disana bekerja sebagai pengemudi sepit yang sangat mengutuk orang-orang yang bekerja di kapal feri. Ya, kapal feri yang menjadi raja transportasi Kapuas karena dapat membawa orang lebih banyak telah membuat pengemudi sepit merugi karena penumpangnya beralih. Borno, diterima bekerja sebagai penjaga karcis di kapal feri yang membuat penghuni gang sempit terutama Bang Togar –ketua perkumpulan pengemudi sepit marah. Selama beberapa minggu, terjadi penolakan dari warga gang sempit hingga Borno tidak bisa menaiki sepit saat berangkat kerja. Lucunya, gua sampai googling sepit itu seperti apa, muat berapa orang dan gimana cara menjalankan sepit wkwkwk.

Ternyata, setelah itu Borno mengetahui ada kelicikan dari beberapa pegawai penjaga karcis kapal feri. Pegawai itu membiarkan puluhan orang masuk tanpa karcis, yang ternyata sudah menjadi kebiasaan mereka karena orang-orang itu adalah orang-orang dari kampungnya termasuk kerabat dan keluarga. Pegawai itu mengira Borno adalah mata-mata sehingga pada awal-awal minggu Borno bekerja, pegawai tersebut menyuruh puluhan orang itu untuk tertib membayar karcis selama beberapa waktu. Bahkan, Borno diajak untuk berbagi uang hasil meloloskan puluhan orang itu. Merasa tidak benar, Borno akhirnya berhenti. Gua disini suka banget sama karakter Borno yang lurus, awalnya mungkin ini sepele tapi mungkin akan menjadi masalah besar apalagi uangnya haram.

Hal lain yang membuat gua suka sama pribadi Borno, Borno juga sangat berusaha untuk menepati janji, yang memang bagian sebagian orang itu ‘receh’ karena bapaknya selalu berpesan untuk tidak mengemudi sepit seperti yang bapak dan kakeknya lakukan. Tapi, akhirnya Borno pasrah ketika tidak ada kesempatan lain untuk bekerja. Jadilah dia dibantu Pak Tua untuk belajar mengemudikan sepit dan Bang Togar yang memberikan semacam ‘orientasi’ kepadanya, dan lucunya dia tetap menerima apapun perlakuan yang diberikan oleh Bang Togar meskipun itu terkesan kejam dan menghina.

Setelah lulus, Borno diberikan sepit baru dan Bang Togar sendiri yang mengumpulkan uangnya. Hari pertama mengemudi sepit, Borno melihat seorang wanita peranakan China yang cantik dan menaiki sepitnya. Yang ternyata, menjatuhkan amplop merah di sepitnya. Kenyataan bahwa wanita itu beberapa hari kemudian membagikan amplop merah –yang dia ketahui bahwa itu angpau karena ada perayaan Imlek, Borno sedikit kecewa tapi tetap menyimpannya. Selama seminggu, Borno mengamati wanita itu, kapan sampai dermaga dan melakukan perhitungan antrian sepit ke berapa yang membuat wanita itu bisa naik ke sepitnya. Niat banget pokoknya Borno ini, sampai segitu sweet. Akhirnya, antrian sepit nomor tiga belas menjadi antrian paling pas dan wanita itu naik beberapa kali di sepitnya. Tapi percakapan mereka masih sebatas penumpang dan pengemudi, tidak ada yang spesial bahkan setelah beberapa lama Borno mengobrol dengan wanita itu, masih belum tahu juga namanya. Lucu banget Borno ini polos dan lugu bener-bener nggak tau tentang bagaimana memperlakukan wanita, tapi justru itu yang bikin menggemaskan bukan?

Wanita itu bernama Mei, merupakan guru magang yang datang dari Surabaya. Punya rumah juga di Pontianak. Mei adalah guru magang yang ceria dan penyayang. Setelah mengenalnya, Borno ditinggal Mei yang selesai bertugas menjadi guru magang. Mei kembali ke Surabaya. Beberapa bulan, Borno akhirnya ke Surabaya selama beberapa hari untuk mengurus Pak Tua yang berobat asam urat secara tradisional disana, semacam terapi gitu. Nih, yang bikin meleleh, Borno ketemu sama buku telepon dan dengan berbekal nama Sulaiman –nama orang tua Mei, Borno menelepon semua nomor yang bernama Sulaiman. Sampai segitunya mencari dan menghubungi Mei. Taunya, ketemunya lucu, karena Mei tiba-tiba di sebelah Borno yang ternyata dia sedang mengantar neneknya terapi juga. Namanya jodoh ya. 

Terus selama di Surabaya diajak jalan-jalan, dan Pak Tua ingin mampir ke teman lamanya. Fulan dan Fulani, pasangan buta yang sangat mandiri dan membuktikan cinta yang abadi. Kisah Fulan dan Fulani ini termasuk bumbu-bumbu dalam novel yang bikin nggak terlalu membosankan karena terfokus pada Borno dan Mei.


Borno juga punya hobi otomotif sampai baca seluruh buku, Mei juga pernah memberikan buku bagus tentang otomotif untuk Borno pelajari. Borno diajak belajar tentang otomotif dari Bapak Andi –sahabat karib Borno. Sedikit cerita tentang Andi, Andi ini jail banget tetapi yang bikin salut, kalo kebanyakan orang mungkin akan iri bin dengki kalau melihat sahabat karibnya dijuluki pemuda berhati paling lurus di sepanjang sungai Kapuas atau dengan seluruh keberuntungan Borno di hidupnya. Andi justru menjadi pendukung yang paling tulus atas segala masalah yang dihadapi sahabatnya itu. Bener-bener nggak ada kesel-keselnya dengan Borno.

Mei datang kembali ke Pontianak dan karena sudah kenal Borno, Mei akhirnya selalu menaiki sepit Borno. Tapi, Borno akhirnya menjual sepitnya untuk membeli bengkel dan berkongsi dengan Bapak Andi. Eh, ternyata Bapak Andi ditipu dengan dokumen palsu. Ternyata bengkel yang harganya murah itu dibeli dari penyewa, pemilik aslinya akhirnya datang dan memberikan toleransi. Bapak Andi stress selama beberapa bulan, tapi Borno mengajak Andi untuk berjuang terus menerus dan membuat bengkelnya terkenal dengan cara promosi meski kecil-kecilan. Hingga bengkelnya perlahan-lahan maju dan sukses dengan beberapa pegawai baru.

Singkat cerita, Borno bertemu dengan Sarah yang ternyata merupakan anak dari orang yang didonorkan jantung oleh bapaknya. Bapak Sarah bertahan hingga sembilan tahun karena donor yang diberikan oleh bapaknya. Borno dan keluarganya sudah lama dicari oleh keluarga Sarah. Dan fakta yang lebih mencengangkan ternyata Mei adalah anak dari dokter yang melakukan operasi transplantasi jantung tersebut. Ibu Mei, meninggal karena depresi memikirkan hal tersebut berkepanjangan, karena merasa tidak pantas mengambil nyawa orang lain hanya karena ingin membuktikan keahliannya sebagai dokter. Ternyata, angpau merah yang Mei jatuhkan di sepit Borno saat itu adalah amplop berbeda dengan yang lain. Amplop merah itu berisi surat yang memberitahu bahwa Mei datang untuk meminta maaf kepada keluarga Borno.

Sampai akhir, Borno masih belum tahu itu surat. Borno dan Mei menjalin asmara selama beberapa waktu untuk setelahnya Mei meninggalkan Borno, menjauh dan pergi ke Surabaya karena depresi dengan kenyataan bahwa Bapak Borno meninggal karena ibunya sendiri. Endingnya, bahagia mereka berdua karena Borno tidak mempermasalahkan yang sudah berlalu. 

Novel ini bener-bener membuat kita tenggelam dan membayangkan kita disana sebagai cameramen lika-liku kehidupan Borno dan segala bumbu-bumbunya. Tere Liye selalu sukses menghidupkan tokoh yang berhati mulia dan sederhana. Kisah cinta yang penuh perjuangan meski dibalut dengan cerita yang klise tapi yang membuat beda adalah latar tempat cerita dan tokoh-tokoh yang bervariasi sifatnya. Ceritanya memang ketebak banget dari pengenalan angpau merahnya, pengenalan Sarah dan benang merah dari kisah itu semua terhubung ke cerita dimana Bapak Borno meninggal. Penokohannya kuat, meskipun tidak ada peran antagonis tapi banyak juga kejadian-kejadian naik turun kehidupannya Borno, apalagi kisahnya dengan Mei.


Comments

Popular posts from this blog

Kukila (Kumpulan Cerpen) by M. Aan Mansyur

Ini adalah kumpulan cerpen karya M. Aan Mansyur, sebelumnya gua hanya membeli buku puisinya tapi dapet rekomen untuk baca ini dari temen gua. Sebenarnya, setiap ke Gramedia, kadang-kadang penasaran sama Kukila ini. Karena, dari judulnya aja udah aneh gitu. Tapi, selalu mengurungkan niat untuk beli buku hingga akhirnya pas mau beli Kukila malah mencari-cari di beberapa Gramedia, dan sayangnya tidak juga ketemu. Untung ada gramedia.com jadi bisa cari-cari buku yang susah banget ketemu macam Kukila ini. Aan Mansyur memang keren. Gua dibuat konflik batin saat membaca kumpulan cerpen ini, dan secara langsung menyesal kenapa baru baca sekarang padahal sudah lama buku ini ada. Memang buku ini cukup vulgar, tapi M. Aan Mansyur hampir selalu membuat ceritanya seperti twist ending karena menambahkan fakta-fakta mengejutkan meski dalam beberapa kalimat pendek. Berikut merupakan rangkuman beberapa cerpennya. Kukila Ceritanya tentang Kukila yang ditinggal suaminya, Rusdi. Di awal cerita, ...

The Architecture of Love by Ika Natassa

Lagi dan lagi, setelah sukses ngebuat gua baca berkali-kali Antologi Rasa dan Critical Eleven, Ika Natassa menulis novel keren lagi yang bagi gua memang selalu ada perbedaan di setiap novelnya. Awalnya gua males beli karena Critical Eleven yang tidak memenuhi ekspektasi gua meskipun akhirnya difilmkan beberapa waktu lalu. The Architecture of Love alias TAOL, sukses untuk membuat kita baper receh. Ika Natassa selalu mengalir aja gitu kalau nulis jadi bacanya enak dan nggak perlu waktu lama untuk membuat gua meng-khatam-kan novel ini. TAOL, bercerita tentang Raia Risjad –penulis yang baru bercerai dengan suaminya dan River Jusuf –arsitek yang ditinggal istrinya, mereka bertemu di New York ketika merasa sama-sama lost. Yang gua suka disini adalah, novel ini bukan cerita tentang cinta yang menye-menye ala kids jaman now. Tapi cerita seadanya, sederhana, dan yang bikin unik itu dari penokohannya. Caranya dia menggambarkan Raia Risjad yang seperti biasa, cantik dan perfect yang desp...

Ingin Menjadi Junalis? Wajib Tahu!

Ketika ingin menjadi seorang jurnalis, tidak lengkap rasanya jika tidak mengetahui istilah-istilah yang ada di dalam jurnalistik karena itu akan membantu dalam banyak hal setelah mendalami peran sebagai jurnalis. Berikut adalah istilah-istilah yang sering ada dan perlu diketahui di bidang jurnalistik: A. Jurnalisme  Menurut Wikipedia, kewartawanan atau jurnalisme (berasal dari kata  journal ) mempunyai arti catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, dapat juga diartikan sebagai surat kabar. Journal  berasal dari istilah bahasa Latin  diurnalis , yaitu orang yang melakukan pekerjaan jurnalistik. Jurnalisme dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan menerbitkan berita di surat kabar. Banyak termonilogi terhadap definisi jurnalisme dari kalangan ahli tetapi dari beragam definisi yang dipaparkan, bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian jurnalisme merupakan kajian...